Lagi masa pada menyiapkan masuk sekolah di semua jenjang, masanya anak anak TK akan segera masuk SD, begitu juga tingkat selanjutnya yang masuk SMP dan SMA, juga yang masuk kuliah. Eh Bu, masih ada yang suka was was gak sih kalau anaknya belum bisa baca menjelang masuk SD? Kemarin ketemu sama tetangga yang akan me-les-kan anaknya untuk bisa baca sebelum masuk SD. Berawal dari saling sapa, jadi aja ngobrolin ci anaknya yg mu masuk SD. Sampe akhirnya ada pertanyaan, “dulu ci kaka udah pinter baca ya kayanya pas masuk SD?”
“Nggak”, jawabku santai.
“O. Iya? Tapi bisa ngikutin kelas?”
“Iya, bisa”, jawabku masih dengan santai, sedangkan yang tanya cukup bersemangat hehe…
Anakku dulu sekolah TK alam, yang hanya menstimulus baca, tapi tidak mengajarkan baca tulis secara textbook. Lebih banyak bermain sih pastinya, dan sebagai orangtuanya saya bersyukur di masa itu dia banyak bermain. Sekolahnya menyarankan untuk tidak masuk ke sekolah negeri, mengingat anakku waktu itu masuk kategori hiper aktif, fokusnya cepat teralihkan, kemandirian kurang, plus belum mampu membaca hehe… Bukan tanpa alasan pastinya kenapa sekolahnya menyarankan untuk dimasukan lagi ke sekolah yang sejenis.
Ibunya ini pede kalau ci anaknya bisa dimasukan ke SD negeri, bisa ngikutin temannya, bisa mandiri juga nantinya. Daftarlah ke SD negeri, itu pun menjelang akhir pendaftaran dibantu tetangga hehe…, obrolan hari pertama masuk sekolah bertemu dengan wali kelasnya, mengobrol tentang kondisi ci anak yang hiper aktif, mudah teralihkan atensinya, belum mandiri, dan belum bisa baca. Alhamdulillah wali kelasnya menanggapi positif dan bahkan memotivasi, insyaa Allah pasti bisa baca nanti juga dan bisa mandiri mengikuti temannya katanya. Bukan meng underestimate anak yah, saya dan suami bilang ke gurunya, bahwa kami tidak berekspektasi tinggi ke anak, targetnya cukup dia semangat untuk selalu ingin masuk sekolah aja dan senang di sekolah. mengingat pernah mogok sekolah semasa TK sebelum pindah ke sekolah alam. Kalau misal nanti dia tidak bisa mengikuti akademik bu dan mengharuskan dia tinggal kelas nggak apa-apa. “Oh ok, kita lihat nanti aja ya bu”, kata guru kelasnya.
Satu semester berlalu dia sudah mulai bisa membaca walaupun belum selancar teman yang lainnya, di luar ekspektasi semester 2 dia sudah lancar baca, dan ternyata dia bisa mengikuti akademik, kemampuan dia pun lumayan ada ditengah tengahlah.
Syukur alhamdulillah, grafik nilai akademiknya terus meningkat sampe dia kelas 6, sebagai orangtua kami menghargai perubahan kenaikan itu, walaupun mungkin menurut orang lain biasa, tapi buat aku mah ibunya luar biasa yang tau titik awal ci anak berangkat dari titik mana hehe…
Cuma mau sharring aja buat bu ibuk yang anaknya mu masuk SD, tapi belum bisa baca, santay aja yah bu, kan nanti juga disekolah belajar, di rumah juga kita mengajarinya kan, yang penting sih ci anak hepi dulu aja dengan proses belajar, insyaa Allah “bisa” Ini itu akan mengikuti kalau anaknya hepi mah. aku salah satu ibu yang memang tidak mengharuskan anak untuk cepat bisa baca waktu itu, padahal ibuknya ini dulu suka ngajarin les baca anak TK, tapi anaknya mah di rumah cuma dibacain buku cerita ajah nggak diajarin baca🤭🤣 buku cerita anak yang dibeli sebelum dia lahir pun baru bisa di baca di kelas 2 apa 3 gitu sama ci anak.
So, semangat yah buat bu ibuk yang anaknya belum bisa atau belum lancar baca padahal udah mu masuk SD. Karena katanya, kemampuan anak berbeda beda, jangan paksakan anak harus sesuai dengan ekspektasi kita, karena mereka bukan kita, anak ya anak, punya kemampuannya sendiri dan kesiapannya sendiri.